Entri Populer

Selasa, 05 November 2013

TAKSONOMI HEWAN INVERTEBRATA
 
NEMATHELMINTHES
 
OLEH
 
NAMA          : MITA ROZA
NIM              : 1210423046
DOSEN         : DR.HENNY HERWINA.MSC
 
 
 
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG,2013
 
 
FILUM NEMATHELMINTHES
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema = benang, helminthes = cacing) disebut sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat panjang atau sepertibenangNemathelminthes umumnya cacing yg hidupnya parasit dan merugikan manusia. Nemathelminthes (cacing giling), contohnya Ascaris lumbricoides disebut cacing perut atau cacing gelang. Parasit pada usus halus manusia,memiliki tubuh simetris bilateral ( Radiopoetro,1990).
Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada yang panjang nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti benang dengan ujung-ujung yang meruncing (Djarubito,1994)
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi dari dari enzim pencernaan inang (Iliyas,1992)
Nemathelminthes memiliki sistem percenaan yang lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya.Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom.Nemathelminthes tidak memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh ( Djarubito,1994)
 
Organ reproduksi :
Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda. Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara seksual.Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan dan betina terpisah pada individu yang berbeda (Iliyas,1992).
Fertilisasi terjadi secara internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
( Radiopoetro,1990).
Habitat :
Nemathelminthes hidup bebas atau parasit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Nemathelminthes yang hidup bebas berperan sebagai pengurai sampah organik, sedangkan yang parasit memperoleh makanan berupa sari makanan dan darah dari tubuh inangnya ( Radiopoetro,1990).
Habitat cacing ini berada di tanah becek dan di dasar perairan tawar atau laut. Nemathelminthes parasit hidup dalam inangnya ( Djarubito,1994).
Bentuk tubuh:
Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan (triploblastik), yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Pada lapisan luar tubuhnya dilapisi oleh kutikula. Rongga tubuhnya merupakan rongga semu atau tidak sejati (pseudoselomata. Cacing ini bersifat dioesius, yaitu cacing jantan dan cacing betina. Nemathelminthes memiliki sistem pencernaan yang sempurna, saluran pencernaan memanjang dari mulut sampai ke anus dan cacing ini belum memiliki sistem peredaran darah. Berbentuk bulat panjang, berukuran kecil dan mengkilat. Hidup di perairan tawar, parairan latu, di tanah, dan sebgai parasit di tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan (Iliyas,1992).
Sistem pencernaan makanan berupa mulut , kerongkongan, usus, dan anus.Respirasi secara difusi di seluruh permukaan tubuh. Ukuran tubuh wanita lebih besar daripada ukuran tubuh jantan ( Radiopoetro,1990).

Klassifikasi :
1. Kelas Nematoda
 Tubuh panjang, silindris kedua ujung runcing,tidak bersegmentasi,eksoskeleton terdiri dari sel-sel epidermis yang ditutupi
oleh kutikula,otot longitudinal dapat berkontraksi,pencernaan lengkap,sistem respirasi tidak ada hanya dengan
permukaan tubuh,sistem ekresi tipe protonephridia (sel glandula),sistem sirkulasi tidak ada,reproduksi : seksual (dioceous) dengan organ kopulasi,sistem saraf terdiri dari ganglion dan berkas
saraf,ukuran mikroskopis sampai berukuran besar,hidup bebas di air tawar, tanah dan parasit, ± 500.000 spesies.
 
1.      Ascaris lumbricoides (cacing perut)
 
Klasifikasi
Kingdom   : Animalia
Filum  : Nemathelminthes
Kelas  : Nematoda
Subkelas  : Phasmida
Ordo  : Rhabdidata
Subordo  : Ascaridata
Family  : Ascarididae
Genus  : Ascaris
Spesies  : Ascaris lumbricoides
 
Siklus hidup Ascaris:
Cacing dewasa hidup dalam usus halus manusia.Telur yang mengandung embrio keluar bersamafeses.
Telur dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi dan menetas di usus. Kemudian larva menembus dinding usus, masuk dalam peredaran darah menuju paru-paru. Dari paru-paru, larva keluar dan sampai ke faring. Bila tertelan akan masuk ke usus halus dan berkembang biak sampai dewasa di sana. Infeksi cacing ini dengan cara pasif. Cacing ini akan menghisap makanan di usus manusia.
Setelah Anda mempelajari siklus hidup cacing Ascaris ini, cobalah diskusikan dengan kelompok belajar Anda, mengapa anak-anak lebih banyak terserang dan tertular oleh cacing itu. Kaitkanlah dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan serta sifat-sifat dari telur Ascaris itu sendiri ( Djarubito,1994).
Cacing tambang ada dua macam yaitu:
Ancylostoma duodenale (terdapat di daerah tropika Asia dan Afrika)
Necator americanus (terdapat di daerah tropika Amerika)
 
2.       Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
    
Filum:Nematoda
Kelas:Secernentea
Ordo:Strongylida
Family :Ancylostomatidae
Genus: Ancylostoma
 Spesies: Ancylostomaduodenale
Daur hidup cacing tambang:
Telur keluar bersama feses dari dalam usus manusia. Di tempat lembab dan becek, telur menetas menjadi larva yang disebut rhabditiform. Kemudian larva ini berubah menjadi filariform yang dapat menembus kulit kaki dan masuk ke dalam tubuh manusia mengikuti aliran darah, menuju jantung, paru-paru, faring, tenggorok, kemudian tertelan dan masuk ke dalam usus. Peristiwa ini disebut infeksi aktif. Di dalam usus, larva menjadi cacing dewasa yang siap menghisap darah kembali.
Selain dengan cara infeksi aktif, dapat pula terjadi infeksi pasif yaitu bila kista (larva berdinding tebal) tertelan bersama makanan.
3.      Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Phylum : Nematoda
Kelas : Plasmidia
Ordo : Rabtidia
Family : Oxyuridea
Genus:  Oxyuris
 Spesies: Oxyuris vermicularis
Siklus hidup :
Manusia adalah satu-satunya hospes Oxyuris  vermicularis. Tempat hidup cacing kremi dewasa biasanya adalah coecum, dan bagian usus besar dan usus halus yang berdekatan dengan coecum.
Cacing betina yang hamil, yang mengandung kira-kira 11.000 butir telur pada malam hari bermigrasi ke daerah perianal dan perineal, tempat telurnya dikeluarkan dalam kelompok-kelompok dengan kontraksi uterus dan vagina karena rangsangan suhu yang lebih rendah dan lingkungan udara. Telur menjadi matang dan infektif beberapa jam setelah dikeluarkan. Telur jarang dikeluarkan di dalam rongga usus maka pemeriksaan tinja tidak penting. Bila telur ditelan, larva stadium pertama menetas di dalam duodenum (Prianto,2006).
 
4.      Wuchereria bancrofti (cacing rambut)
Phylum      :           Nemathelinthes
Class          :           Nematoda
Ordo          :           spirurida
Famili        :           onchocercidae
Genus        :           Wuchereria
Species      :          Wuchereria bancrofti
Siklus hidup:
5.      Trichinella spiralis (Cacing otot)
Phylum       :           Nemathelminthes
Class           :           Nematoda
Subclass      :           Adenophorea
Ordo           :           Enoplida
Famili         :           Trichinelloidea
Genus         :           Trichinella
Species       :           Trichinella spiralis
 
 
Siklus hidup:
Awal infeksi pada manusia terjadi dengan memakan daging karnivora dan omnivora mentah atau tidak dimasak dengan sempurna. Daging tersebut mengandung kista yang berisi larva infektif yang berjumlah mencapai 1500 buah. Daging dicerna di dalam lambung sehingga terjadi ekskistasi (larva keluar). Larva masuk kedalam mukosa usus kemudian masuk ke dalam limfa dan peredaran darah, lalu disebarkan ke seluruh tubuh, terutama otot diafragma, iga, lidah, laring, mata, perut, rahang, leher, bisep dan lain lain ( Djarubito,1994)
Kurang lebih awal minggu ke 4 larva yang telah tumbuh hanya menjadi kista dalam otot bergaris lintang. Panjang kista 0,8-1 mm. Larva dalam kista dapat bertahan hidup sampai beberapa tahun. Kista dapat hidup di otot selama kurang lebih 18 bulan, kemudian terjadi perkapuran dalam waktu 6 bulan sampai 2 tahun. Infeksi terjadi bila daging babi yang mengandung larva infektif yang terdapat dalam kista dimakan (Prianto,2006).
Di usus halus  bagian proksimal dinding kista dicernakan dan dalam waktu beberapa jam larva dilepaskan dan segera masuk  ke mukosa kemudian menjadi dewasa dalam waktu 1,5-2 hari.
 
Terdiri dari ordo:
 1.Ascaroidea
 Hidup bebas atau parasit,mempunyai 3 bibir, oesophagus terdiri dari 2 bagian.
Beberapa famili :
a. Famili Ascaridea
Contoh:
 - Ascaris lumbricoides (cacing usus manusia)
- Toxocara canis (cacing usus anjing)
b. Famili Heterakidae (Cacing usus burung dan mamalia)
Contoh: -Heterakis gallinae (cacing usus burung)
c. Famili Oxyuridae (cacing kremi).
Contoh:
 - Enterobius vermicularis (Cacing kremimanusia)
- Oxyuris equi (Cacing kremi kuda dan keledai).
d. Famili Rhabditidae → hidup bebas dan parasit.
Contoh:
 - Strongyloides sterocalis (parasit pada manusia, larva rhabditiform dan filariform hidup di tanah )
- Meloidogyne, Heterodera radikula (bengkak akar)
 
2. Enoplidae
Parasit pada usus manusia dan sapi, oesophagus terbagi atas 2 bagian (depan berotot, belakang berkelenjer).
Contoh:
-Trichuris trichiura (pada usus manusia).
-Trichuris ovis (pada usus sapi).
 
3. Strongylidea
Mempunyai bibir 6, 3 atau tidak ada,parasit pada vertebrata tanah.
Beberapa familynya:
a.Famili Strongylidae
Contoh:
-Strongulus vulgaris (pada kuda).
-Oesophagustomum columbianum (pada domba dan kambing).
b. Famili Ancylostomidae (cacing tambang).
Contoh:
 -Necator americanus.
-Ancylostoma duodenale
c. Famili Metasrongylidae
Parasit pada paru-paru domba dan kambing.
Contoh: Dictyocaulus filaria.
d. Famili Terichostrongylidae
Parasit pada hewan tingkat rendah dan pada ternak.
Contoh: Haemochus contortus
 4. Spirurida
Oesopgahus terbagi atas dua bagian,dewasa hidup dalam jaringan vertebrata dan pada usus.
Contoh:
-Wucheria (Filaria branchrofti) dan F. malayi penyebab penyakit kaki gajah.
- Loa-loa (pada mata).
 
 5. Trichinelloidea
Hidup pada usus manusia, sapi tikus, babi (penyakitnya disebut Trichinosis)
Contoh:
- Trichinella spiralis
 
2. Kelas Nematomorpha.
Tubuh panjang seperti benang mencapai 1 m,
diameter < 1 mm, juvenil hidup parasit pada Arthropoda,dewasa hidup bebas di air, di tempat yang lembab bila ada oksigen tidak makan,saluran pencernaan halus,sistem saraf, sirkulasi, ekresi tidak ada ( Djarubito,1994)
Terdiri dari ordo:
 1. Gordioidea
Pseudocoel terdiri dari parenchym,gonad dua.
Contoh:
 - Paragordius (panjang sampai 300 mm).
- Gordius robustus (panjang sampai 890 mm).
- Paragordius aquaticus (hidup di air tawar).
- Paragordius teristris (hidup di darat).
 
 
2. Nectonematoidea
 Pseudocoel tidak mempunyai sel parenchym,gonad satu,hidup pelagik di laut,mempunyai satu genus yaitu Nectonema (panjang 200 mm),larvanya parasit pada Crustacea (Palaeomonetes) (Prianto,2006).
 
3. Kelas Rotifera (Rotatoria)
rota = roda, fera = mempunyai tubuh kecil: 40 mikron – 3 mm,bilateral simetris,memupnyai corona bersilia; kaki runcing (toe);
mata; saraf peraba,dioceous, jantan lebih kecil dari betina,hidup akuatik,reproduksi : parthenogenesis dan biseksual,pada Monogonanta menghasilkan 2 macam betina.
Peranan Merugikan Nemathelminthes:
Ascaris lumbrocoides menyebabkan penyakit askaris (cacingan)
Oxyuris vermicularis menyebabkan gatal pada anus
Wuchereria bancrofti menyebabkan penyakit elefantiasis (kaki gajah). Penyakit ini disebabkan karena cacing ini menymbat cairan dalam pembuluh limfa sehingga terjadi pembengkakan.
Trichinella spiralis menyebabkan trikhinosis (semacam kerusakan otot) (Prianto,2006).
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Djarubito,M. 1994. ZOOLOGI DASAR. Erlangga . Jakarta .
Iliyas,A. 1992. HELMINTOLOGI FARMASI. Unand. Padang.
Radiopoetro. 1990. ZOOLOGI. Erlangga . Jakarta .
Prianto,J. 2006.ATLAS PARASITOLOGI KEDOKTERAN. PT Gramedia Pustaka Utama.        Jakarta
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar